Seperti hari sebelumnya suasana jalan raya begitu ramai dan padat oleh lalu lalang kendaraan, akan tetapi siang ini cuaca tak seperti siang kemarin, panas terik matahari yang menyengatkan menimbulkan pantulan menyilaukan berkedip di dasar jalan hotmix yang terbakar panasnya sang surya.
Sultan duduk dibalik meja kerja dalam aktifitas kesehariannya, sesekali tatap matanya diarahkan ke lobang jendela kantor berharap Diana lewat kembali di muka kantor seperti hari sebelumnya. “Mudah-mudahan saja dia kembali lewat, Hmm.. kenapa aku jadi merindukannya dan berharap bertemu Diana kembali?” dalam hayal Sultan tersenyum sendiri, dan tiba-tiba Dia terperanjat, bergegas berdiri dari tempat duduknya bermaksud keluar kantor ketika apa yang dia harapkan menjadi kenyataan, dari balik kaca jendela tampak jelas oleh Matanya sosok wanita yang lama dia tunggu-tungu lewat.
“Diana..!!”
“Hai kak Sultan...” sahut Diana dengan tersenyum waktu mengetahui yang memanggilnya itu Sultan dan terlihat berjalan dari arah pintu kantor menghampiri-nya dengan tergesa-gesa.
“Kamu mau berangkat kuliah?”
“Iya kak,”
“Aku temenin nunggu angkutan-nya ya?”
“He-he... Iya boleh kak dengan senang hati, memang kakak tidak lagi sibuk..??”
“Owh.. tidak kok, kebetulan aku lagi istirahat,”
Kemudian kedua-nya duduk di kursi halte tempat biasa dimana Diana menunggu angkutan kota.
Obrolan, candaan menghiasi keduanya seakan mereka karib yang telah lama tak berjumpa, gelak tawa bagaikan melodi yang mengiringi kebersamaan-nya. Keakraban terjalin seiring waktu yang seakan memaksa untuk selalu mempertemukan keduanya, seakan takdir telah di curi angin yang meniup melambai menyampaikan kabar ke segala penjuru negri, seolah pohon-pohon saling berbisik “inilah keindahan anugrah tuhan bagi dua insan yang tercipta untuk selalu bersama dalam satu Cinta luar biasa”.
“Aku pergi dulu ya kak.” Setengah bermalas-malasan karena hati enggan untuk segera berpisah, Diana berpamitan untuk bersegera berangkat Kuliah menaiki angkutan kota yang telah berhenti dihadapnya.
“Iya hati-hati, sampai ketemu besok” Tatap mata Sultan-pun mengiringi kepergian Diana, Sultan tak segera beranjak sampai akhirnya matanya memastikan Mobil yang ditumpangi Diana itu benar-benar menghilang dari tatapan-nya dibalik jalan yang berkelok.
Semenjak itu Sultan sering dengan sengaja menunggu Diana di halte untuk sekedar menemani Diana menunggu anggkutan kota lewat di setiap Diana hendak pergi berangkat kuliah di salah satu universitas swasta yang ada di kota tersebut.
a
“Hai.. kaka lagi ngapain?”
“Nunggu kamu.! Sultan berdiri dari duduknya menyambut kedatangan Diana di Halte.
“Hehe.. aku jadi sangat tersanjung kak, Sudah lama kakak duduk disini?”
“Untuk menunggu gadis secantikmu, kakak ngak perduli harus berapa lama habiskan waktu dein..” Jawab Sultan mempersilahkan Diana duduk.
a
Cinta memang tumbuh bersemi bak sebuah misteri terdalam Rahasia Ilahi, begitu yang kemudian Sultan dan Diana rasakan, Benih-benih cinta mulai tumbuh diantara kedua-nya, tanpa mereka mengerti sebab dan alasannya. Mungkinkah sebuah cinta sejati tumbuh dan bersemi secepat itu hanya pada pandangan pertama atau pada jumpa mereka di sebuah halte?
Jawabnya.. “MUNGKIN”, Bahkan mungkin kekutan cinta mereka dapat melebihi cinta yang ada pada diri kita untuk orang terdekat yang telah lama kita kenal dan kagumi, atau bahkan pula lebih hebat daripada cinta kita terhadap orang yang telah lama dampingi hidup kita selama ini. Itulah misteri cinta.
Dua bulan sudah mereka saling mengenal dan saling bertemu di Halte itu, seperti ketika siang itu.
“..Dien..”
“Iya kak, kenapa”
“A-A-Anu, Anu-Aku-Aku..”
“Kaka kenapa sih kak, gugup amat,” tanya Diana dengan penuh rasa heran melihat Sultan yang mendadak kaku tidak seperti biasanya.
“Dien, dengarkan aku sebentar..” pinta Sultan terhadap Diana yang tengah berdiri di sebelahnya.
“Apa, serius amat sih kak..??”
Beberapa sa’at Sultan terdiam, dia menghela napas seakan tengah membuang keraguan. Kemudian dengan menatap wajah Diana, Sultan mulai angkat bicara lagi,
“Ada kegundahan disetiap aku jauh darimu, ada kebahagian diketika aku bertemu dengan-mu, ada kedamaian di sa’at aku di dekat-mu seperti sekarang ini” kembali Sultan terdiam. “Apakah kamu merasakan hal yang sama dengan apa yang aku rasakan..?? lanjutnya lagi.
Mendengar pertanyaan seperti itu, Diana terdiam sejenak sambil menatap wajah Sultan dalam-dalam kemudian Diana menjawab, “I-IYA.. kak,”
“Benarkah.?”
“He..emh”
“Aku Mencintai-mu”
“Aku juga”
“Benarkah.?”
“IYA” jawab Diana tersenyum.
Sultan terdiam bengong, hatinya berbunga-bunga, seolah tak percaya apa yang baru saja dia dengar. “D-Dien, aku serius mencintai kamu.!” Lanjut Sultan meyakinkan apa yang terjadi sa’at itu.
“Aku juga serius, apa aku kelihatan sedang tidak serius kak..?? Jawab Diana meyakinkan Sultan dengan senyum manisnya sambil menatap Sultan.
Betapa bahagianya hati Sultan mendengar jawaban Diana, ingin rasanya dia berteriak, bersorak merayakan kebahagianya itu. Sulit untuk di gambarkan dengan kata-kata kegembiraan hati dua insan itu.
Sultan dan Diana, merasakan betapa lega dan bahagia-nya hati mereka, perasaan yang tersimpan selama ini akhir-nya terjawab sudah.
a
Tidak ada komentar:
Posting Komentar